HEADLINE NEWS


Elisa Gultom : Saat Krisis dan Inflasi Tinggi Para Petanilah Selamatkan Negara dan Masyarakat



   SINTANG, ARWANANEWS- Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang Ir. Elisa Gultom, M. Si turut memberikan pengarahan saat menghadiri kegiatan Temu Lapangan Kelompok Tani Kecamatan Dedai dan Tebelian, di Kebun Kelompok Tani Subur Makmur, Jl. Lintas Dedai, Dusun Gurung Kempadik, RT 01 RW 04, Desa Gurung Kempadik, Kec. Sungai Tebelian, Senin, 3 Oktober 2022.
   Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang  Elisa Gultom menyampaikan bahwa pihaknya sangat senang karena kegiatan lapangan seperti ini bisa dilaksanakan kembali setelah kurang lebih dua tahun tidak bisa dilaksanakan karena pandemi.
   “Dalam hal pertanian, kegiatan lapangan seperti ini sangat penting karena kita tidak hanya bicara teori saja tetapi langsung prakteknya. Dengan kegiatan kita hari ini, saya melihat masyarakat kita sudah mulai masuk pada cara bertani yang modern. Buktinya, kita sudah disokong oleh mekanisasi pertanian yang baik. Sudah ada traktor, sarana produksi juga bagus dan modern,” terang Elisa Gultom.
   Menurutnya kondisi di tahun 2023 ada masalah dalam hal pertanian. Sudah ada arahan dari Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk setiap daerah memacu produktivitas pertanian. Penyebabnya adalah adanya tren global sekarang, negara-negara penghasil pangan melakukan pengurangan ekspor bahan pangan dan mereka menimbun untuk kepentingan dalam negeri mereka.
   "Ini mengkhawatirkan bagi seluruh dunia. Bagaimana nanti kalau Thailand an Vietnam sudah tidak mau mengekspor beras mereka, bagaimana nasib warga Negara lain yang selama ini selalu impor beras dari dua Negara tersebut. Begitu juga LPG sudah ada rencana negara penghasil LPG untuk tidak menjual ke negara lain," ungkap tanda tanya Elisa Gultom.
   Terjadinya pergeseran global saat ini dimana dulu negara-negara berlomba-lomba menjual atau ekspor, sekarang malah semua menahan diri untuk menjual karena memikirkan kebutuhan dalam negeri mereka sendiri. Ini yang mengkhawatirkan dunia saat ini dsn ditambah inflasi yang tinggi.
   Maka tidak ada pilihan bagi petani Indonesia dan Kabupaten Sintang khususnya untuk terus menerus menanam padi dan sumber pangan lainnya. Sintang beberapa tahun ini sedang giatnya mencanangkan untuk bisa mandiri di 3 komoditas holtikultura yakni sawit.
   Soal pupuk subsidi yang langka Elisa Gultom menjelaskan,"Bukan hanya terjadi di Kabupaten Sintang saja, di Pulau Jawa pun langka. Penyebabnya adalah bahan baku produksi pupuk bersubsidi masih banyak yang impor dari negara lain. Bahan bakunya tidak semuanya ada di Indonesia, tetapi ada di Rusia dan Ukraina. Ini masalahnya. Mereka disana menahan untuk ekspor sehingga harganya mahal dan langka.
   Menteri Pertanian memberikan instruksi kepada semua pihak untuk memanfaatkan kearifan lokal seperti  membuat kompos. Bahan baku membuat kompos banyak di Kabupaten Sintang hanya memerlukan pekerjaan yang ekstra.
   Diperkirakan pupuk kimia untuk 2 tahun ke depan akan sulit. Mengharapkan pupuk non subsidi, harganya luar biasa tinggi. Sebagai gambaran saat ini harga pupuk mahkota harganya 600-700 ribu per karung. Dulu harganya 300 ribuan saja, inilah mirisnya kondisi pupuk.
   "Saya bangga dengan para petani, di saat krisis dan inflasi yang tinggi para petani lah yang bisa menyelamatkan negara dan masyarakat. Petani menjadi tulang punggung ekonomi negara kita. Itulah kebahagiaan petani kita, petani bisa membawa ekonomi kita kearah yang lebih baik,” terang Elisa Gultom. (MS)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *