HEADLINE NEWS


Sosialisasi Cegah Penyebaran Virus ASF di Sintang dihadiri Plh Bupati

 



   SINTANG, ARWANANEWS- Pelaksana Harian Bupati Sintang yang diwakili oleh  Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yustinus J, S. Pd. M.A.P menghadiri sosialisasi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Balai Praja Kantor Bupati Sintang pada Kamis, 21 Oktober 2021.

   Hadir dalam sosialisasi tersebut Anggota Komisi IV DPR RI Yesy Melania, SE, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Dr. Ir. Nasrullah, M. Sc, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Ir. Muhammad Munsif, MM,  Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang Ir. Elisa Gultom, M. Si serta kepala Dinas Pertanian dan Peternakan dari Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Sanggau dan Landak. Hadir  sebagai peserta sosialisasi adalah Asosisasi Peternak Babi Kabupaten Sintang, Para Peternak Babi, dan Para Pedagang Babi yang ada di Kabupaten Sintang. 

   Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yustinus J menyampaikan Kabupaten Sintang sangat baik dalam hal pertumbuhan ekonominya dan hal tersebut ditunjang juga dari aktivitas bisnis pada bidang pertenakan babi. 

   “Wabah virus ASF bias mengganggu aktivitas para peternak dan proses bisnisnya sendiri. Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini, para peternak dan pedagang semakin paham cara mencegahnya, supaya ternak babinya tidak tertular dan aktivitas bisnis serta perputaran uang dari jual beli daging babinya tetap terjaga. Dengarkan dan pahami materi sosialisasi ini, sehingga para peternak punya bekal yang cukup untuk berperang dengan virus ASF ini. Dan kemudian tentunya, ilmunya diterapkan di lapangan saat menjaga ternak babinya," pesan Yutinus J.

   


“Kami berharap penularan virus ASF ini bisa di minimalisir. Ayo kita cegah dan kendalikan penularan virus ASF ini. Kita juga akan hati-hati dalam mengambil kebijakan, supaya tidak mematikan usaha peternakan dan ekonominya, namun kita bisa mencegah penyebaran virus ASF ini,” terang Yustinus J.

   Ibu Ani salah satu peternak babi menyarankan agar perputaran ekonomi dari daging babi tidak dibatas, namun perlunya sertifikat ternak babi yang bebas virus ASF sehingga boleh di potong atau dijual hidup kepada para pembeli. 

   “Instansi terkait perlu memeriksa kesehatan setiap ternak yang akan di jual. Kalau sehat, silakan berikan sertifikat bebas virus ASF. Sehingga peternak beroperasi dan tetap bisa menjual, usahanya tetap jalan namun kita semua bisa sama-sama mencegah penularan virus ASF," terang Ibu Ani. (MS)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *